Pamekasan,, kota gerbang salam,, rumah ku di jl purba no 90, belkang
skolah sd. Manpir ya klw ke pamekasann. Pamekasan bisa di bilang kota
nyaman,, tenang,, dan asrii,, mungkinn di daerah Madura klaw di jadikan
propensi,, pamekasanlahh ibukotanya,, karna kresidenan daerah Madura,
terletak di pamekasann,, meskipun di kabupaten lainnya ada kraton gtuu,,
tapii, tetap aja,, klw soaall pariwisata,, kuliner,, dan lain
sebagainya,, Madura tetap satu kesatuan,, “kerapan sapi” salah satunya
yang cukup terkenall,, selain itu banyak tempat pariwisata di
pamekasan,,,
Budaya pamekasan
Sapi sonok sebagai salah satu budaya masyarakat Madura, belakangan
ini semakin banyak di minat. Sapi sonok adalah budaya adu “kecantikan”
sapi, layaknya seperti seorang model (fashion).
Sebelum memasuki gelanggang, pasangan sapi sonok ini di arak
berkeliling arena di iringi musik sronen serta beberapa sinden
menari-nari di belakangnya mengikuti alunan musik.
Pasangan sapi-sapi ini, tampak seperti sapi jantan, namun sebenarnya
sapi ini merupakan betina. Makanya yang di adu bukan larinya melainkan
kecantikan, kemolekannya dan kebolehannya menginjakkan sepasang kakinya
di atas sebilah kayu yang ada di garis finish.
Setelah diarak berkeliling arena pertandingan, kemudian pasangan
sapi cantik ini memasuki gelanggang berjejer tiga, dan di komando oleh
seorang juri.
Tiga pasang sapi ini berjalan pelan layaknya putri raja menuju garis
finish yang di tandai dengan sebilah kayu sepanjang dua meter, dengan
di iringi musik sronen, pasangan sapi yang berhasil menginjakkan kakinya
diatas kayu dengan sempurna, maka dialah yang berhak untuk menjadi
juara.
Ciri khas
Di Madura, banyak dijumpai perguruan pencak silat yang mengajarkan
cara menggunakan celurit. Walaupun hanya sebuah benda mati, celurit
memiliki beragam cara penggunaannya. Ini tergantung dari niat
pemakainya. Dimana perguruan silat menggajarkan tidak sekadar diajarkan
untuk melumpuhkan lawan. Namun seorang pemain silat harus memiliki batin
yang bersih dengan berlandaskan agama.
Makanan
Soto Ayam
Namanya lazim banyak orang yang tahu. Tetapi, soto ayam Pamekasan kunci kelezatannya berbeda dengan menu soto pada umumnya. Terlebih untuk rasa dan warna pada kuahnya.
Kuah soto ayam khas Pamekasan terasa sangat unik. Karena di dalamnya
terdapat perpaduan rasa yang pedas, dan bumbu kaldu ayamnya yang sedikit
terasa asin. Komposisi cabai merah yang cukup banyak ini sehingga
membuat kuah pada soto ayam Pamekasan nampak merah. Warna dan rasa
itulah yang memberi ciri khas pada soto ayam di kabupaten ini.
Seperti yang dikatakan Riano D. Permana, pemilik resto Reng-Oneng
Surabaya pada EastJava Traveler. Menurutnya soto ayam Pamekasan
kekhasannya memang terletak pada rasa, warna kuah, serta macam-macam isi
dari soto itu sendiri.
Dalam penyajiannya, soto ayam Pamekasan dihidangkan bersama suwiran
daging ayam kampung yang empuk. Ditambah dengan beberapa bulatan
perkedel kentang goreng, irisan telur rebus, bakwan jagung, kecambah,
serta bihun. Untuk menambah rasa segar pada menu kuliner ini perlu
diberikan sedikit perasan jeruk nipis.
Mengenai kepastian kapan munculnya menu ini, Riano, pengusaha muda
lulusan Universitas Airlangga Surabaya tidak dapat menjelaskan secara
pasti kapan soto ayam Pamekasan ini muncul sebagai makanan khas di
kabupaten itu.
Namun yang pasti, soto ayam Pamekasan sendiri telah mendapatkan hati
di masyarakat di luar Madura. Terbukti, sudah banyak warung-warung yang
membuka menu pilihan soto khas Pamekasan. Bukti ini mampu menghapus
kesan bila dahulu kala di jaman penjajahan Belanda penikmat soto ayam
Pamekasan hanyalah kalangan bangsawan saja. Dan, ternyata sajian khas
kuliner ini tersaji untuk dinikmati dari segala kalangan, sejak kini
hingga sampai nanti soto ayam Pamekasan tetap menjadi andalan, khususnya
bagi Jawa Timur.
Nasi Jejen
Nasi jejen termasuk salah satu hidangan khas
Madura yang berasal dari Pamekasan. Menu ini yang satu ini juga banyak
dicari orang. Untuk yang sudah biasa mencicipinya pasti dibikin
ketagihan untuk terus menikmatinya. Begitu pula bagi di antara kita yang
masih awam, bersiaplah untuk dibuat penasaran mengenai bagaimana rasa
makanan yang satu ini.
Dari segi penyajiannya, nasi jejen hampir sama dengan nasi campur
Jawa. Seperti juga terdapat srundeng (parutan kelapa berbumbu), opor
telur, dendeng ragi yang dibuat menarik dengan tekstur krispinya, daging
osik-osik (daging yang dibumbu rendang), dan taburan bawang merah
goring di atas nasinya. Alasnya pun sejak dulu hingga sekarang berasal
dari daun pisang.
Memang terasa sederhana, namun yang membuat menu ini patut untuk
dicoba adalah sambal khas berbahan petis asin yang selalu menemani menu
ini. Petis asin yang diracik dengan bumbu dapur lainnya ini memang
sengaja menjadi kekhasan khasanah kuliner di Pamekasan. Mengingat di
kabupaten ini juga terdapat sentra penghasil petis, sehingga rasanya pun
begitu terasa dengan aroma ikan laut. Selain rasa asin, pada petis ini
juga terdapat rasa pedas yang juga dominan di dalamnya.
Mengapa disebut nasi jejen? Nama ini muncul karena jejen berasal dari
bahasa Madura yang berarti jajan. Keterkaitannya, menu ini adalah menu
yang diperuntukkan untuk orang yang suka jajan. Dalam perkembangannya,
menu makanan ini kerap kali dibuat untuk acara-acara hajatan, sepeti
perkawinan dan khitanan.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar